Ketika Perpisahan Tak Terelakan
Pada
awalnya aku dan dia hanyalah teman dekat, kami sering bersama karena kami 1
kelas tepatnya saat duduk di bangku kelas 1 SMA. Namun saat kelas 2 kami pisah
kelas, aku IPA dan dia masuk pada kelas IPS. Aku dan dia jadian pada saat
semester pertama kelas 3. Pada saat itu kami sedang melaksanakan ulangan
semester ganjil dan pada saat itu tepat tanggal 1 desember dia mendapatkan
jawaban dariku. Ya aku terima cintanya dengan sepenuh hati pastinya. Aku senang
dengan kepribadiannya yang baik dan lucu.
Waktu
terus berjalan hingga pada saatnya kami menyelesaikan sekolah kami. Dan
menentukan kemana akan lanjut, kami selalu bersama hingga pada saat kuliah pun
kami keterima di 1 perguruan tinggi negeri dan 1 fakultas pula. Namun aku harus
mengundurkan diri karena aku harus memilih untuk bekerja dulu. Awalnya dia
merasa menyesali keputusan ku ini dan aku selalu mencoba menjelaskan kepadanya
hingga dia bisa mengerti tujuanku.
Pada
malam itu dia datang ke rumahku untuk menyampaikan perpisahannya kepadaku. Oh
tuhan mengapa rasanya berat melepaskan dia pergi jauh dariku. Ada perasaan
takut yang aku rasakan saat itu, ada rasa takut kehilangan, diduakan ataupun
dilupakan. Ku coba buang jauh-jauh rasa itu. Namun selalu menghantui di setiap
hariku. Tapi apa mau di kata aku harus percaya kepadanya demi masa depannya dan
aku juga sudah menentukan pilihan yang harus aku jalani.
Memang
perpisahan itu sangat menyakitkan dan tak ada yang ingin perpisahan terjadi.
Tetapi mau tidak mau semua itu harus direlakan demi masa depan antara aku dan
dia. Setiap perpisahan tidak dapat terelakkan karena tuhan merencanakan yang
lebih indah kedepannya nanti jika kita selalu bersabar. Apapun yang terjadi dan
apapun rintangan yang ku hadapi sebagian pembuktian bahwa aku bisa menjalani
jarak percintaan kami. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, kita hanya bisa
merencanakan namun tuhanlah yang menentukan.
karya: Murid SMA N 1 Perbaungan
kelas ;XU1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar